Bila anda tengah malam melintas di kampung-kampung yang ada di surabaya, anda akan terjebak dan dengan kecewa anda harus balik kucing tidak bisa masuk gang-gang. Portal/pintu-pintu gerbang gapura menghadang anda untuk tidak masuk gang tersebut. Walau sebagian ada penjaga, tapi tidak dengan mudah anda bisa masuk. Keamanan kampung yang men
jadi alasan mereka untuk memasang portal/pintu gerbang. Suatu ketika ada warga yang kehilangan dashboard mobilnya yang diparkir di jalan depan rumah. Pada waktu yang lain ada lagi warga yang kehilangan becaknya. Akhirnya dari kejadian demi kejadian tersebut, ada sebagian kecil warga yang menginginkan dipasang pintu gerbang di gapura. Mereka tidak menyadari efek yang ditimbulkan dari pemasangan tersebut. Banyak penjual-penjual keliling yang tidak dapat masuk, bahkan warga sendiri yang ada keperluan keluar gang malam hari harus mencari pembawa kunci pagar. Ada juga yang karena malas mencari pembawa kunci dengan terpaksa harus naik pagar. Kalau laki-laki masih mending, tapi ini ibu-ibu yang harus pulang ke rumahnya sendiri dari luar kota. Masing-masing diri sudah mementingkan egonya. Mendholimi yang lain dianggap biasa. Kita jangan terlalu emosi untuk menyikapi kejadian-kejadian hilangnya barang milik warga. Hendaknya kita intropeksi. Sudah amankah barang kita? Jangan-jangan kita menyimpan barang seenaknya, bukan pada tempatnya. Mobil tidak ditempatkan di garasi, pintu pagar rumah tidak dikunci. Pada masa Rosulullah, ada salah seorang sahabat mau melaksanakan sholat kemudian kudanya dibiarkan begitu saja. Kemudian Rosulullah memerintahkan untuk mengikatkan tali pelana kudanya. Artinya sempurnakan ikhtiar kita kemudian bertawakal. Dan perlu kita tahu bahwa jalan di kampung itu merupakan fasilitas umum yang setiap orang berhak untuk melintas. Jalan kampung itu bukan milik warga, hanya kebetulan jalan tersebut berada di kampungnya. Dan lucunya lagi warga yang tidak punya mobil diminta urunan untuk jaga kampung. Artinya orang kampung diminta urunan orang-orang yang punya mobil tapi tidak punya garasi untuk biaya jaga mobilnya, bodoh amat !
jadi alasan mereka untuk memasang portal/pintu gerbang. Suatu ketika ada warga yang kehilangan dashboard mobilnya yang diparkir di jalan depan rumah. Pada waktu yang lain ada lagi warga yang kehilangan becaknya. Akhirnya dari kejadian demi kejadian tersebut, ada sebagian kecil warga yang menginginkan dipasang pintu gerbang di gapura. Mereka tidak menyadari efek yang ditimbulkan dari pemasangan tersebut. Banyak penjual-penjual keliling yang tidak dapat masuk, bahkan warga sendiri yang ada keperluan keluar gang malam hari harus mencari pembawa kunci pagar. Ada juga yang karena malas mencari pembawa kunci dengan terpaksa harus naik pagar. Kalau laki-laki masih mending, tapi ini ibu-ibu yang harus pulang ke rumahnya sendiri dari luar kota. Masing-masing diri sudah mementingkan egonya. Mendholimi yang lain dianggap biasa. Kita jangan terlalu emosi untuk menyikapi kejadian-kejadian hilangnya barang milik warga. Hendaknya kita intropeksi. Sudah amankah barang kita? Jangan-jangan kita menyimpan barang seenaknya, bukan pada tempatnya. Mobil tidak ditempatkan di garasi, pintu pagar rumah tidak dikunci. Pada masa Rosulullah, ada salah seorang sahabat mau melaksanakan sholat kemudian kudanya dibiarkan begitu saja. Kemudian Rosulullah memerintahkan untuk mengikatkan tali pelana kudanya. Artinya sempurnakan ikhtiar kita kemudian bertawakal. Dan perlu kita tahu bahwa jalan di kampung itu merupakan fasilitas umum yang setiap orang berhak untuk melintas. Jalan kampung itu bukan milik warga, hanya kebetulan jalan tersebut berada di kampungnya. Dan lucunya lagi warga yang tidak punya mobil diminta urunan untuk jaga kampung. Artinya orang kampung diminta urunan orang-orang yang punya mobil tapi tidak punya garasi untuk biaya jaga mobilnya, bodoh amat !
1 komentar:
bagi yang kehilangan dash board mobil built up dapat menghubungi pihak kami. via email: sales@cbupart.com
atau
http://cbupart.com/content/kehilangan-dashboard-mobil-built-cbu
Posting Komentar